Pages

Rabu, 12 Desember 2012

25 Tahun

Pagi yang cerah, mentari menampakkan sinar indahnya disebuah dusun di kabupaten Trenggalek. Sebuah dusun yang tenang dan sangat sejuk. Dikelilingi oleh gunung-gunung dan sawah-sawah yang terbentang dengan luasnya. Seorang anak laki-laki bernama Ali sedang duduk di teras rumahnya. Ia merupakan anak laki-laki tertua dari 5 bersaudara, anak nomor 2 setelah kakak perempuannya. Ia duduk sambil menikmati udara pagi yang sejuk dan menatap awan biru cerah yang berada diatas bentangan sawah luas milik orang tuanya. Ia termenung memandang awan sambil memikirkan bagaimana jalan hidupnya kelak saat ia beranjak dewasa. Apa yang ingin ia lakukan setelah lulus sekolah, setelah lulus kuliah, dan setelah mendapat pekerjaan. Ia terdiam memikirkan hal itu, tersirat dalam pemikirannya jika ia juga ingin menikah. Tapi kapan ia akan menikah, tanyanya dalam hati. Ia masih tetap berfikir kapan ia akan menikah padahal masa itu masih sangatlah jauh untuk dipikirkan sekarang oleh seorang anak laki-laki yang usianya baru 15 tahun. Namun ia menemukan komitmennya, bahwa ia akan menikah pada usia 25 tahun. Ya, 25 tahun adalah angka yang cukup ideal untuk melakukan pernikahan bagi seorang laki-laki dewasa.
Ditengah kesendiriannya memikirkan masa depan, tiba-tiba seorang laki-laki paruh baya menghampirinya. Beliau adalah bapak dari anak laki-laki itu, Ali. Bapak itu pun duduk disebelah anak laki-laki yang menjadi kebanggaannya. Sambil menawarkan secangkir teh hangat pada Ali, bapak itu pun memulai pertanyaan pada sang anak.
"Sedang memikirkan apa tho le?, kok serius sekali", dengan logat jawanya yang khas.
Dengan sedikit kaget karena terlalu serius berfikir, Ali pun menjawab pertanyaan bapaknya, "eh bapak, sedang memikirkan masa depan Pak."
"Oh, kirain sedang memikirkan apa tho le", sahut bapak.
"Inggih Pak, saya tiba-tiba ingin memikirkan hal itu, entah kenapa saya ingin merencanakannya sejak sekarang, saya ingin punya komitmen Pak", Sambung Ali.
 "Oh bagus itu nak, jadi kamu sudah punya ancang-ancang kalo sudah besar nanti." Jawab sang bapak sambil sedikit mengangguk-anggukkan kepalanya. Ali hanya mengangguk-angguk kecil dan melanjutkan berfikir.
Keadaan menjadi hening beberapa saat. Ali memulai lagi pembicaraannya dengan sang bapak. Ia berjanji pada sang bapak bahwa ia akan menikah minimal berumur 25 tahun dan meminta bapaknya untuk selalu mengingatkan hal itu padanya. Bapaknya pun menyanggupi dan tersenyum kecil mendengar kesungguhan janji anak laki-lakinya itu sambil mengelus-elus rambut sang anak. Sambil tetap mengelus, sang bapak berdo'a agar anaknya selalu diberi perlindungan oleh sang Maha Pencipta. Tak lupa, bapak itu pun juga berdo'a untuk dirinya sendiri agar ia diberi umur panjang agar bisa melihat anak laki-lakinya itu menikah dengan seorang gadis sholehah pilihan hatinya dan agar ia bisa melihat kesuksesan yang diraih anak laki-laki tertuanya itu. Aamiin..

* A.M *

By : Surya Dewi Setiowati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar